Pendaki Everest, di Antara Sherpa dan Tabung Oksigen

 


EDMUND Hillary tak akan sampai ke puncak tanpa didampingi Tenzing Norgay. Hillary boleh saja dipuja-puji sebagai manusia paling tangguh yang berhasil menaklukkan ganasnya alam Puncak Everest, namun ia sebenarnya masih tidak ada apa-apanya dibanding Norgay sang sherpa. Ini adalah sebutan untuk kuli pengangkut barang yang menjadi faktor penting dalam pendakian.


Tanpa sherpa, hanya sedikit pendaki yang bisa mencapai puncak. Soalnya, sherpa-lah yang membawa barang berat dan besar, dari makanan, tabung oksigen, sampai peralatan mendaki dan tenda.

"Para sherpa itu sungguh luar biasa. Mereka lahir di gunung, sehingga mereka tidak bermasalah dengan kadar oksigen yang kurang,"papar Sean O’Byrne, Direktur Komunikasi dan Pengembangan Distrik di Kansas City, yang pernah mendaki Gunung Everest karena memenangkan kontes tahun 1997, seperti dikutip The Kansas City Star.

Merekalah yang telah berulang kali naik turun gunung dengan beban sedikitnya 45 kg di punggung, tanpa kelihatan lelah. Sementara para pendaki yang hanya membawa beban kurang dari setengahnya, berjalan seperti merayap dan setengah mati menghirup oksigen di udara.

Tidak heran bila para sherpa inilah yang diam-diam suka dinobatkan sebagai penakluk gunung yang sebenarnya. Appa Sherpa misalnya, memegang rekor 12 kali ke puncak, sedang dua sherpa lainnya mencapai puncak 10 kali.

DI gunung yang tinggi-di atas 7.600 meter-tidak hanya angin dan udara dingin yang menghadang. Kekurangan oksigen sungguh amat terasa. Pada ketinggian itu, tekanan udara hanya 30 persen dari tekanan di atas permukaan laut.

Bila ada pendaki yang tidak menjalani aklimatisasi nekat mendaki puncak vertikal setinggi 8,8 km di Everest, maka ia akan mendapat suplai oksigen hanya sepertiga dari yang biasa dihirupnya. Dalam tiga menit ia bisa pingsan dan 10 menit kemudian meninggal.

Karena itu, Hillary dan Norgay juga amat tergantung pada tabung oksigen di ketinggian tersebut. Peralatan bantu pernapasan yang membuat mereka mencapai puncak Everest dibuat oleh insinyur pesawat Inggris yang hobi mendaki gunung, Peter Lloyd. Tabung oksigen itulah yang menyuplai 400 liter oksigen ekstra ketika mencapai Death Zone.

Lloyd yang pernah bekerja sama dengan Frank Whittle untuk membuat mesin jet, menggunakan teknologi yang dikembangkan dalam Perang Dunia II. Seperti diketahui, para awak pesawat tempur juga membutuhkan tambahan oksigen di ketinggian tertentu. Masker oksigen buatan Lloyd misalnya, jelas-jelas diadaptasi dari pilot Royal Air Force.

PENDAKI Amerika Serikat, Eric Simonson menekankan pentingnya suplai oksigen, terutama saat tidur. "Saat tidur di malam hari laju pernapasan akan menurun. Kami para pendaki biasanya memerlukan oksigen satu liter per menit di malam hari," paparnya.

Menurut Graphic News, ini yang sering membuat pendaki mengalami hipoksia atau kekurangan oksigen. Sedang di siang hari kebutuhan oksigen 2-3 liter per menit, tergantung aktivitasnya.

Tabung oksigen terus dikembangkan, sehingga para pendaki bisa memanfaatkannya secara optimal. Bahkan, berkat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, tabung oksigen yang dulu berat dan besar-terbuat dari baja tebal-kini jauh lebih ringan berkat serat karbon-aluminium. Sistem penyaluran oksigen yang makin efisien, membuat keperluan oksigen makin rendah sehingga meringankan.

Sistem terbaru yang diciptakan oleh Luxfer Medical itu merupakan tabung oksigen teringan, terkecil, dan terefisien dalam menyalurkan oksigen. Ini berkat adanya sistem penyaluran elektronik seukuran kotak rokok-disebut EDS- yang menempel pada selang tabung.

Kalau dulu pendaki harus menggunakan masker, kini oksigen cukup disalurkan lewat plastik kecil yang pas dengan ukuran lubang hidung.

Perkembangan tabung oksigen, ditambah juga makin canggihnya peralatan untuk bertahan hidup, navigasi, dan alat bantu mendaki gunung lainnya, membuat sepanjang 50 tahun ini-sejak Edmund Hillary dan Tenzing Norgay berhasil mencapai puncak Everest-sudah 1.200 laki-laki dan perempuan melakukan hal yang sama. Bukan tidak mungkin, suatu saat nanti mendaki Everest tidak lagi menjadi tantangan bagi para pendaki gunung yang perkasa ini.

Posting Komentar

About This Blog

Blog ini mengarsipkan berita,cerita,dan fakta tentang Himalaya.Semoga blog ini bermanfaat bagi para pendaki tanah air

Blog Archive

  © Blogger template Snowy Winter by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP